Cerpen kisah masa lalu
*KEPOMPONG*
Tak pernah aku sangka dia bisa mengucapkan .’’ Dialah
yang mencium harum mawar di hatiku, tetapi akulah yang menghapus harum dari
nya’’.
Saya mempunyai sahabat namanya Rina dan Ani.
Kami sering lalui hari-hari bersama. Bertukar cerita, belajar bersama, dan
bermacam-macam kegiatan lainnya.
“Rin, besok kita belajar bareng dirumahnya
Ani, apa kamu bisa ?’’
“Iya……
insya Allah. Nanti jadi tidaknya saya SMS.’’
“Istirahat
nih, beli-beli yuk?’’
“Cok koncok.’’
“Terserah,” kataku.( Kita pun saling tersenyum.)
“Ani dah duluan dari tadi.’’
Kita sering belajar bersama dan biasanya tempatnya dirumah Ani. Karena
rumah Ani suasananya sangat bersahabat, cocok apabila saling bertukar pikiran
dalam belajar kelompok.
Hari itu kita tidak sholat Dzhuha iya…….
Katanya’’. Bolos 1 kali kan…. Tidak apa-apa.’’ Aku pun mengikutinya.
“Hey…. Keren banget siapa itu ya?’’
Anak-anak membicarakan seorang laki-laki
yang barusan lewat di depannya. Aku pun penasaran, siapa sich dia?. Ternyata
dia teman sekelasku. Dalam hati ku berkata, biasa aja. Sambil ngelihatin
seorang cowok yang baru aku lihat.
“Ni, siapa dia ?’’ kataku dengan wajah yang penuh pertanyaan.
Ani pu menjawabnya. “yang tertawa itu?’’
“iya… yang tertawanya dibuat-buat, seperti hahahaha hihihihihi…..’’
“ooo… dia Iqbal sepupu ku.” Kata
Ani.
Aku pun dikenalkan dengan yang namanya Iqbal,
Rina pun di ajak juga. Setelah itu, aku selalu bersamanya karena dia asyik
untuk di ajak ngobrol. Dan dan Rina pun sama. Setelah beberapa bulan, saya
mendengar bahwa Iqbal dan Rina jadian. Ya Allah… kenapa hatiku seperti teriris-iris oleh pisau yang sangat
tajam, sampai-sampai hatiku tak kuasa menahan rasa pedih di hatiku ini.
“Nana…kenapa sejak Rina dan Iqbal jadian, kamu sering merenung dan diam,
kenapa?’’
Ani sambil melihat ku dengan wajah yang
cemas, apa yang terjadi dengan gerangan? .dia seperti bertanya-tanya kepada
hatinya.
“saya…saya..gak apa-apa ?”
“kelihatannya kamu cemburu ya?”
“Masak sich, biasa aja ih….
Rina kan sahabat kita, masak harus
dicemburui. Apabila dia senang, aku pun juga ikut senang merasakannya.
Setelah beberapa hari, aku mendengar informasi bahwa Iqbal adalah cowok
playboy. Dan salah satu korbannya itu adlah sahabatku yaitu Rina.
“Rin, ternyata Iqbal itu cowok playboy.”kataku.
Dia diam tanpa mengeluarkan sepatah
katapun. Tiba-tiba dia menangis, berlari dan berdiri dihadapan Iqbal tanpa
bicara langsung menamparnya.
“Kamu tega-teganya menghianati cinta ku, yang diperuntukkan untuk kamu
seorang.”
“Iqbal pun menjawabnya. “Apa maksudmu aku tidak mengerti.”
Air matanya terus mengalir, bagaikan banjir
bandang yang turun dari matanya.
“Kamu selingkuh kan?”
“Kamu pasti dikasih tau Nana.”
“iya…..
“Dia cemburu kepadamu, dia kan suka pada ku. Tapi menolaknya.” Demi kamu
cinta ku hanya diperuntukkan hanya untu bunga mawar yang harum sepertimu.
“Apa kamu bilang aku suka sama kamu?. Gak salah. Kata Nana kepada Ipong.
“Sayang percayalah pada ku, aku tidak akan menghianatimu, apalagi
selingkuh.”
“sahabat ku aku tidak akan berbohong kepada mu. Rasa ayang ku kepadamu
melebihi cintanya dia kepadamu.”
Semenjak itu Rina memalingkan wajah kepada
ku. Rina lebih percaya Iqbal pacarnya, dibanding Nana sahabatnya yang jelas-jelas tidak akang menghianatinya.
Setelah beberapa bulan dia mencium bangkai yang disimpan Iqbal
terhadapnya, dia sadar bahwa “SAHABAT”
adalah kepercayaan untuk selama-lamaya, saling mengerti sampai mati.
“Maafkanlah sahabatmu ini yang diperbudak dan dibutakan akan cinta,
sehingga aku tidak tau yang benar dan yang salah. Maafkanlah aku.”
“Kejadian dulu tidak baik untuk disesali, percuma.
“Sungguh aku tidak bermaksud untuk menghindar darimu.”
Rina terus meneteskan air mata penyesalan.
Sedangkan Ani tersenyum sambil menangis melihat sahabatnya.
Kata Ani. “pacar” dapat menjadi kenangan,
Tapi “sahabat” adalah
kepercayaan,
“pacar” itu sesaat,
Tapi “sahabat” itu
selamanya,
“pacar” memang saling
memiliki,
Tapi “sahabat” saling
mengerti,
“pacaran” dapat berakhir,
Tapi “sahabatan” sampai mati.
Kita pun berpelukan dan saling mengatakan
sahabat sejati sampai mati.
“Best Friend Forever”
0 komentar:
Posting Komentar